Pages

Sunday, February 01, 2009

Untuk Ibu

Mumy... Happy Birthday...
Saya punya kebiasaan saat sedang berulang tahun, saat semua orang mengucap selamat padaku, saya mengucapkan selamat pada ibuku.

Ibuku: ”Selamat ulang tahun ya, nak... Semoga cepet lulus, dikasih yang terbaik oleh Allah...”
Saya: ”Makasih Mi... Mumy juga selamat yah..”
Ibuku: “Selamat kanapa?”
Saya: “Selamat hari melahirkan aku… Bukan hanya Dinda yang selamat, Mumy juga kan udah berjuang keras hari itu. Makasih ya Mi... ”
Ibuku: *tertawa ”Iya, maksih ya sayang..”

Jadi, pas milad, Mum mengucapkan selamat hari lahir padaku. Dan aku dengan senang hati mengucapkan selamat hari melahirkan padanya. Beliau ibu. Yang menanggung semua perih saat memperjuangkan satu nyawa terlahir ke dunia hari itu. Rasanya tidak adil jika kebahagiaan hari lahir hanya menjadi milik si anak. Jadi jika Anda berulang tahun, Jadikanlah itu moment, tidak hanya untuk mengenang diri Anda sendiri, tapi juga untuk sesorang yang pada hari itu begitu berjasa, mempertaruhkan maut demi nyawa Anda.
Nah, hari ini Mum berulang tahun, aku minta Mum melakukan hal yang sama pada nenek. ”Mi, Mumy ucapin juga ke Nenek dong. Selamat hari melahirkan...”, dan ibuku hanya tertawa.

Dari kecil, kalau Mum ulang tahun, aku pasti menawarkan hadiah padanya.
”Mumy mau hadiah apa dariku?”. Tapi Mum tidak pernah menjawab eksplisit, mungkin karena aku masih kecil. Biasanya Mum tersenyum, lalu balik bertanya, ”Adek mau kasih hadiah apa emang? Mami terserah dikasih apa saja yang adek suka.” Siip. Mum bilang apa saja yang aku suka. Anda tahu, tanpa pikir panjang, saya ke warung terdekat dan beli aneka coklat yang saya suka. Minta penjualnya di bungkus kado, atau saya bungkus sendri, atau kadang tanpa bungkusan formal, paling banter pake kompek (kresek item). Lalu bikin kartu ucapan. Lalu kasih ke Mum dengan gaya yang surprise abis. Dan setelah mengucapkan terima kasih, membuka isinya, Mum akan mengembalikan coklat2 itu padaku. Mum sendiri tidak kebagian apa2. Boro2 marah dan manyun, Mum biasanya tertawa dengan kebiasaanku ini. Selalu begitu. Tiap tahun Cuma berubah jenis jajanannya saja. Tahun ini coklat, tahun depan bisa Taro, bisa Chiki, bisa Chotose, dan Chi yang lainnya. The point is… sesuatu yang akan berakhir untukku. Begitulah Mum mendapat hadiah dariku bertahun-tahun lamanya. Tapi tebaklah, beliau mengingat terus kenangan ini, dan untuknya, moment2 tersebut begitu berarti. Sampai Sekarang jika saya menanyakannya, “Mi, mau hadiah apa nih Mi..” beliau akan menjawab santai “Jangan coklat deh, ntar adek yang makan sendiri.” Dan kami berdua akan tertawa.

Tiga hari yang lalu, saya bertemu kakakku sedang online. Pada statusnya tertulis, Happy birthday Mumy. Saya pun ngobrol dengannya, tentang rencana memberikan surprise untuk Mum. Tapi selalu, kado yang kami hadiahkan kalah gengsi dengan pemberian Ayah. Kami mengahdiahkan paling banter kecupan di pipi Mum, plus mini tart (padahal Mum biasanya sudah bikin black forest sendiri, dan lebih enak). Tapi biarlah.. Mum memang ratu di hati kami semua.

“Mumy, selamat ualng tahun yah… Dinda, Kakak, dan Lala mau bilang makasih untuk Mumy. Yang sejak kami melihat dunia, Mumy selalu ada disana. Yang telah menjadi sahabat terbaik bagi kami sejak kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Yang membantu kami mandiri, berkepribadian, dan penuh kasih sayang. Yang mendoakan kami siang dan malam. Mumy sangat banyak membantu kami, hingga menjadi diri kami seperti saat ini. We loph u so, Mi...”

PS: Ayah nitip salam. Cowok Mum itu bilang katanya blog ini nanti mau diliatin ke Mumy. Hihihi... SURPRISE!!!!

3 comments:

Hani Smaragdina said...

Selamat ultah tante Cucu...uwew bagi2 resep cah daging ma'nyus. Selamat Din, Ibu anda sanagt pintar memasak ehehe. Bravo all mother in the world!

Muhammad Fajrian Afwan (fajrianafwan@ymail.com) said...

hohoho...
ibu nya milad ya.
Happy milad deh buat mama nya.
Semoga selalu yang terbaik yang di berikan.

Dinda Jayanti said...

Trims..trims..semuanya.
Malamnya Mum menelpon saya, bilang bahwa beliau menangis membaca postingan ini.