Pages

Tuesday, September 16, 2008

Some Old Frenz

Bismillah...
Hi pembaca yang lama dicuekin, maafkanlah saya sebagai pengelola account yang tidak konsisten ini. Alhasil blog ini begitu lama vakum, oh am I gonna be a good writer??. Sempet kepikiran sebenernya untuk destroy account saya ini, tapi ga nemu caranya. Akhirnya saya pikir cuekin sajalah.. Untill then something changed ma mind. I wont tell u guys, hahaha.
Anyway, apa yah topik untuk postingan kali ini...
Ndak ada, kawan... lagi miskin ide nih.
But, karena ini lagi suasana mudik (Lebaran Idul Fitri), saya crita saja ahh..
Tadi pagi-pagi sekali seseorang menghubungi HP saya.
"Halow, assalamu'alaikum..."
"Ndiinn.. Wa'alaikumsalam, huehue.. uda sahur belumm?" ahh.. Ntep, kawan abadi. Datang dari masa lalu. Cuma dia yang manggil saya "Ndin" sebagaimana saya menanggilnya "Ntep" padahal nama aslinya "Tea".
"Wei, ntep pa kabar" saya basa-basi
"Baik... alhamdulillah... bla...bla..." obrolan pun mengalir mulai dari skripsi, pulang kampung, rencana reunian, dan sebagainya. Ntep ternyata sudah di Bangka, soalnya tinggal skripsi doang, nda perlu tergantung jadwal kampus, katanya. Ujung-ujungnya,
"Kapan merried ndin??"
"Ya deket-deket ini dah" saya menjawab asal-asal
"Ha?? serius?? uda ada calon nih.."
"Ya nyari-nyari siapa dah kalo nemu dijalan ada yang mau" saya makin asal aja
"Ah, dasar! Tak jodohin sama **** mau gak?" Selorohnya sambil menyebut branded nama seorang kawan kami juga yang selalu ditawarkannya padaku dan memang inilah ntep. Kalau pembicaraan antara saya dan dia gak berakhir dengan tawarannya atas ****, niscaya bukan ntep namanya. Memang sudah begitu, seingat saya sudah sejak masuk kuliah, dia getol jodohin saya dengan orang tersebut. Lain lagi waktu SMA, dia getol menjodohkan saya dengan pria lain. Sungguh gigih nian kawanku satu ini!.
Oke, cukup tentang pagi syahdu-ku yang diaduk-aduk ntep dengan topik perjodohan.
Menjelang dhuha, sebuah SMS masuk. Isinya imbauan doa untuk perjuangan muslim di daerah timur Indonesia. Dari Dosh. Ahh... another old friend. Dosh (nama aslinya endah) mungkin adalah teman sekolah tertua saya. Terhitung tiga belas tahun lamanya, sejak saya TK hingga SMA selalu satu kelas dengannya. Bukan lagi satu sekolah, melainkan satu kelas. Imagine how close we're each other. Akhirnya sekarang saat harus terpisah, nggak nanggung-nanggung deh jauhnya. Saya di UII Jogjakarta, beliau di Unand Padang. Ketemunya cuma pas lebaran aja.
Selepas dzuhur, seseorang menghubungi saya lagi. Kali ini Dita.
"Doth, dita balikin motor tadi ke kosan mu. Tapi doth lagi nggak di kos. Afwan..." Motorku emang sudah lima bulan terakhir diadopsi dita ke parang tritis semenjak saya kecelakaan lalu lintas Mei kemaren, agak takut juga bawa motor. Dita... selain kakak, cuma dia yang biasa manggil saya "Doth". Kawan sekamar waktu SMA yang banyak mengajarkan saya hidup "klimis". Dua jempol untuk cita rasa kebersihan dan keteraturan dita yang membekas sampe sekarang pada diri saya, walaupun masih jauh rapihan dia dah. Perfect.
Inilah beberapa nama yang tak akan lekang dalam sejarah hidup seorang dinda. Ntep, Dosh, Dita adalah keping-keping penyusun bahagia yang pernah saya rasakan dalam satu waktu. Masih ada Batari, Hani, kakaku Buna. Waktu-waktu itu rasanya habis, kita isi dengan sebuah pencarian dan pembuktian. Tak akan cukup satu postingan ini untuk cerita tentang dunia kita saat itu. Ntep yang organisatoris. Dosh yang prestatif, Dita yang aktif dengan rekor eskul terbanyak dan kawan terbanyak yang ia miliki, Buna yang populer, Batari yang rame, Hani sang maestro yang selalu bawa suasana freh ditengah ritmik hidup kita yang datar ini. Dan aku, sang anak band yang lagi jatuh cinta sama 'Rabb'nya.
Hari ini Ntep telah membuktikan siap dia, berbagai kejuaraan debat telah ia jelajahi dari Jawa, Bali, bahkan mau ke negri jiran. Dosh baru saja lulus S1. Dita telah mendapat pekerjaan di sebuah bank, paling memuaskan di antara kami. Hani telah sampai ke Paris dan Belanda dengan misi yang tidak main-main, delegator MOU Indonesia-Denmark atas urusan institusi pendidikan di Bandung. Blog-nya kian rame dikunjungi, saya bahkan jadi pembaca setianya. Buna yang akan segera menikah-telah bertualang dengan pekerjaannya yang mapan. Dan ia memutuskan berhenti untuk sebuah tantangan lain. Batari yang terakhir kujumpai telah bermata ungu, tak berubah ramenya.
Saya, malam ini begitu mello dengan kenangan akan ocehan kami dimasa lalu. Teringat dengan ikrar kita untuk selalu jadi sahabat, bahagia, dan sukses, ingat??
Betapa saya kangen ketemu kalian lebaran besok.